Membuka Pintu Rezeki: Mendampingi Tim Penyuluh KUA Dalam Memonitoring Perkembangan UMKM Intan Payong Terkait Sertifikasi Halal
Sawang Laut – Senin, 29 Juli 2024, tim penyuluh KUA bersama perwakilan mahasiswa KKN STAIN SAR KEPRI dan aparat Desa Kundur melakukan kunjungan ke UMKM Intan Payong yang berlokasi di Desa Kundur. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk memonitor perkembangan usaha Intan Payong dan memberikan bimbingan lanjutan terkait usaha yang dijalankan.
UMKM yang kami kunjungi adalah milik bapak Bakti dan ibu Hilda Ria Wani yang memproduksi keripik keledek dan keripik kelapa. Usaha Intan Payong mulai beroperasi pada 2 Juni 2024. Sebelum melakukan produksi usaha ini pada 23 Maret 2024, bapak Bakti melakukan pengajuan NIB (Nomor Induk Berusaha) dibantu oleh tim penyuluh KUA. Proses dari NIB, PIRT sampai ke sertifikasi halal dibantu dan didampingi oleh tim penyuluh KUA.
Usaha Intan Payong dalam seharinya memproduksi 20 kg bahan baku keledek dan perbulannya memproduksi hampir 200 kg keledek. Varian yang di pasarkan cukup beragam dari Kheledek Snack bervarian rasa dari original, choklat, balado dan varian terbaru yaitu greentea. Keripa (Keripik Kelapa) dan yang menjadi best seller adalah keripik sarang burung. Selain varian yang cukup beragam dan kulaitas yang baik, harga dari masing-masing varian pun terjangkau yang dimana untuk kemasan Kheledek Snack dan Keripa 60 gr dijual dengan harga Rp. 13.000,00 dan kemasan 100 gr di harga Rp. 20.000,00. Sedangkan untuk harga keripik sarang burung di hargai Rp. 15.000,00 untuk kemasan 60 gr dan kemasan 100 gr Rp. 25.000,00.
Dari varian yang beraneka ragam dan harga yang terjangkau inilah yang membuat produk ini diminati masyarakat dan pasaran khususnya di pulau Kundur dan Tg. Balai Karimun. Selain dalam negeri produk Intan Payung ini juga sudah terjual ke manca negara yaitu Malaysia. Dengan cara promosi yang sudah mengikuti perkembangan zaman yaitu melalui sosial media yaitu Facebook, Whatshap dan Tiktok.
Ibu Hilda menceritakan bahwa usaha yang di dijalankan cukup berkembang dengan baik. Permintaan pasar yang cukup tinggi, sehingga ibu Hilda harus mempekerjakan satu orang untuk membantu proses produksi. Namun terdapat kendala yang dihadapi bapak Bakti dan ibu Hilda yaitu masalah bahan baku serta modal usaha, yang dimana modal usaha yang digunakan masih menggunakan modal pribadi dan belum ada bantuan dari aparat desa.
Namun Pak Marhalin selaku Kepala Desa Kundur menyampaikan bahwa “Pada tahun 2024 ini Program Kerja Desa Kundur mengadakan anggaran ketahanan pangan, yang mana pelaku usaha tersebut harus berkelompok, dan tentunya dilihat dari bahan baku serta adanya pengecekan lapangan. Tahun 2025 HKG sudah harus ditampilkan kelompok anggarannya.” Desa Kundur menyiapkan beberapa persen dana untuk terealisasinya Program Kerja ketahanan pangan, namun hal ini harus dengan pengajuan proposal kelompok.
Nadhila Syavira dan Nurul Syafiqah selaku perwakilan dari Mahasiswa KKN STAIN SAR KEPRI yang ikut andil dalam monitoring perkembangan UMKM Intan Payong, merasa bangga dan bahagia karena adanya pelaku usaha yang sadar akan pentingnya sertifikasi halal, dengan demikian hal ini dapat memotivasi UMKM yang lainnya untukl melakukan sertifikasui halal.
Kereeeen🥳