Kaji Sejarah, Mahasiswa KKN Madong ke Wisata Religi Penyengat
Pulau Penyengat dengan luas sekitar 2×1 kilometer, terletak di depan Kota TanjungPinang. Pulau kecil ini memiliki banyak peninggalan bersejarah yang terkait dengan Kerajaan Riau-Johor-Pahang-Lingga.
Pulau Penyengat merupakan destinasi yang bernilai sejarah, terutama berkaitan dengan Kerajaan Riau. Dalam sejarahnya, Pulau Penyengat dikenal sebagai pulau hadiah perkawinan yang diberikan oleh sultan Mahmud Syah kepada istrinya yaitu Engku Puteri Raja Hamidah tepatnya pada tahun 1803.
KKN Madong Ziarah ke Makam Engku Putri
Ada beberapa tempat bersejarah yang di kunjungi oleh mahasiswa KKN Madong di pulau Penyengat diantaranya adalah:
1. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat
Di pulau Penyengat terdapat Masjid Raya Sultan Riau. Masjid tersebut didirikan pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman. Bangunan utama masjid itu berukuran 18×20 meter ditopang oleh empat buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal mengumandangkan adzan.
Masjid Raya Sultan Riau berwarna kuning, dan terdapat 13 kubah berbentuk seperti bawang, jumlah keseluruhan menara dan kubah sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat sholat fardhu lima waktu sehari semalam.
Didalam masjid tersebut terdapat Al-Qur’an dengan tulisan tangan yang dipajang di tengah” masjid. Di bagian kiri dan kanan halaman depan masjid terdapat rumah sotoh yang dahulunya digunakan sebagai tempat belajar ilmu agama. Di luar Masjid terdapat balai atau pendopo untuk pengunjung beristirahat.
Konon, masjid itu dibangun dengan campuran bahan putih telur. Hingga saat ini, pulau itu masih ramai didatangi
2. Komplek Makam Engku Puteri Raja Hamidah
Kurang rasanya jika tidak berkunjung ke makam Engku Puteri Raja Hamidah karena beliau lah pemilik Pulau Penyengat. Karena konon, pulau tersebut menjadi mas kawin pernikahannya dengan Sultan Mahmud Riayat Syah.
Didalam komplek makam Engku Puteri Raja Hamidah ini juga terdapat makam Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji. Beliau adalah anak dari Raja Ahmad Bin Raja Haji Fisabilillah, dengan isterinya Encik Hamidah Binti Panglima Malik Selangor.
Beliau adalah pahlawan Nasional, Raja Ali Haji banyak mewariskan kitab-kitab seperti diantaranya Tuhfat Al-Nafis, silsilah Melayu dan Bugis, Gurindam XII, Syair Abdul Muluk, kitab pengetahuan bahasa, Tsamaratul Muhimmah, dan beberapa karya lainnya.
Dari karya-karya itu Raja Ali Haji diingat sebagai tokoh penting di bidang sejarah, sastra, dan agama Islam. Raja Ali Haji merupakan anak pribumi pertama yang membuat Kamus Bahasa Melayu dan kamus ini juga merupakan dasar Bahasa Indonesia.
3. Makam Pahlawan Nasional, Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV (1777-1784)
Dalam kedudukannya sebagai Engku Kelana, Raja Haji banyak membantu menegakkan kekuatan dan kedaulatan kerajaan sahabat seperti Kerajaan Indera Giri, Kedah, Selangor, Jambi, Pontianak, Siak, Pahang, dan Palembang.
4. Benteng Pertahanan Bukit Kursi
Benteng ini berkaitan dengan fungsi pulau Penyengat pada masa kerajaan Riau – Lingga – Johor – Pahang sebagai pusat pertahanan, khususnya pada masa Yang Dipertuan Muda ke – 4, Raja Haji Fisabilillah.
Pada masa Pemerintahan Raja Haji Fisabilillah tepatnya pada tahun 1782 – 1784 telah terjadi perang Riau diantara Belanda dan kerajaan Riau–Lingga –Johor–Pahang. Raja Haji kala itu membangun kubu–kubu pertahanan di perairan Riau dan menjadikan Pulau Penyengat sebagai basis pertahanan utama dengan membangun kubu pertahanan di tiga bukit di Pulau Penyengat. Benteng bukit kursi merupakan benteng terbesar yang terdapat di Pulau Penyengat, disini masih terdapat beberapa meriam di sudut – sudut benteng ini.
5. Makam Raja Jakfar
KKN Madong Ziarah ke Makam Raja Jakfar
Komplek makam Raja Jakfar merupakan komplek makam yang cukup luas dan berbentuk unik , di bagian luarnya dikelilingi tembok tinggi dan terdapat 2 kolah atau kolam, bangunan utama komplek makam ini berbentuk persegi panjang dan memiliki kubah dan terdapat mihrab di dalamnya.
Konon sebelum bangunan ini dijadikan komplek pemakaman, bangunan ini merupakan mushala tempat Raja Jakfar melakukan ibadah.
Di dalam komple makam ini juga terdapat makam permaisuri dan Raja Ali Yang Dipertuam Muda ke – 8 kerjaan Riau-Lingga.
6. Makam Raja Abdul Rahman
Komplek makam Yang Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdurrahman terletak di depan pintu gerbang. Raja Abdurrahman adalah pendiri Masjid Sultan Riau. Di komplek ini, terdapat sekitar 50 makam lain yang terdiri dari anggota keluarga hingga penasihat kerajaan selama dia berjaya. Jenis kelamin orang yang dimakamkan di sana dibedakan dari bentuk batu nisannya. Kalau yang bulat itu untuk laki-laki, yang pipih itu perempuan. Saat ingin mengujungi makam ini, penjaga makam berpesan agar perempuan yang sedang haid tidak masuk kedalam komplek pemakaman tersebut karena itu sudah menjadi pantangan leluhur.
7. Perigi puteri
Perigi Putri merupakan bangunan tempat pemandian kaum wanita. Perigi Puteri merupakan bangunan sumur tua yang dilindungi oleh bangunan berdenah segi empat dengan kubah pada bagian atapnya. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian para putri raja.
Di dalam bangunan ini terdapat sumur yang sekaligus kolam sebagai sumber airnya dan tempat duduk atau mencuci menyerupai kursi panjang dari plesteran semen dengan bagian pegangan tangannya dihiasi ukiran.
Selain itu bangunan ini tidak mempunyai jendela dan lubang angin dan hanya mempunyai pintu masuk berjumlah satu buah yang terletak di bagian utara, bagian atas yang terbuka tanpa atap berada di bagian selatan tepat di atas sumur. Sampai saat ini sumur yang ada di dalam bangunan ini masih dimanfaatkan oleh penduduk.
8. Balai Adat
KKN Madong Kunjungi Balai Adat
Balai adat merupakan salah satu destinasi yang wajib di kunjungi karena di dalam balai adat ini terdapat petragne untuk raja jaman dahulu. Di balai adat ini juga disewakan baju adat melayu bagi yang ingin mencoba untuk bersua foto menggunakan pakaian khas melayu. Dan juga di bawah balai adat tedapat sumur yang air nya di percaya dapat menyembuhkan penyakit, air ini juga bisa diminum langsung tanpa di masak. Banyak wisatawan yang datang untuk mengambil air tersebut.
Banyak sekali tempat wisata yang wajib dikunjungi di pulau Penyengat ini, namun Mahasiswa KKN Kampung Madong hanya mengunjungi beberapa tempat seperti diatas karena waktu yang sangat singkat. Namun, setelah perjalanan ini sangat berkesan bagi Mahasiswa KKN Madong untuk menambah ilmu pengetahuan serta menambah wawasan baru.