Bank Sampah Tuah Pesisir, Kampung Bugis

Sabtu, 14 Oktober 2023, 09.00 WIB Mahasiswa KKN kelompok Desa Sungai Ladi STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau mendapat kesempatan untuk mewawancarai direktur Bank sampah yang terletak di Kampung Bugis yakni ibu Dewi Darmawati.
Beliau (Ibu Dewi Darmawati) selaku direktur Bank sampah Tuah Pesisir menjelaskan bahwasanya didirikannya bank sampah tersebut berangkat dari keresahannya tentang banyaknya sampah yang berserakan di sekitaran pasar kampung Bugis.
“Alasan ibu mendirikan bank sampah ini awalnya ada kerjasama dengan pemerintah setempat atau antusias dari ibu sendiri?” Ucap salah seorang mahasiswa yang bertanya.
“Awalnya tidak ada campur tangan pemerintah sama sekali, saya pribadi sangat peduli akan lingkungan khususnya sampah. Mulai dari situ saya berfikir bagaimana caranya agar sampah yang berserakan, yang tidak memiliki harga Dimata masyarakat bisa menjadi berguna dan menghasilkan uang. Pertama saya turun sendiri ke lokasi dan banyak masyarakat yang menanyakan saya mau kemana karena saya membawa karung dan memakai sepatu boot, saya bilang aja kalau saya mau memungut uang berserakan di pasar. Mulai dari situ ada beberapa masyarakat khususnya ibu ibu yang ikut serta membantu dan sampai sekarang menjadi anggota untuk mengelola bank sampah itu. Dulu ada 12 orang, sekarang hanya tersisa 9 termasuk saya sebagai direktur”
Kemudian mahasiswa KKN Desa Sungai Ladi menanyakan apa tujuan awal beliau membuat bank sampah tersebut, lalu beliau menjawab bahwa masyarakat kampung Bugis kurang peka terhadap sampah yang berserakan dan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya peduli terhadap lingkungan khususnya sampah. Dengan adanya bank sampah ini perlahan masyarakat mulai sadar sehingga adanya penambahan nasabah tiap minggunya, akan tetapi masih ada beberapa masyarakat yang belum paham terkait program bank sampah ini. Mereka beranggapan bahwasanya sampah yang mereka kumpulkan dan mereka jual ke bank sampah Tuah Pesisir langsung mendapatkan timbal balik berupa uang tunai secara langsung seperti para pemungut sampah yang menggunakan kendaraan roda dua, akan tetapi sistem yang digunakan oleh bank sampah Tuah Pesisir yaitu sistem menabung yang mana pengambilan uang tunai tersebut bisa diambil dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. Tabungan nasabah yang menjual sampah kepada bank sampah tersebut berupa tabungan anak sekolah dan tabungan hari raya yang masing masing mendapat omset yang berbeda beda sesuai dengan banyaknya sampah yang nasabah jual. Beliau menjelaskan bahwasanya untuk omset yang diperoleh nasabah bank sampah tidak terpatok pada angka tertentu, ada yang perminggu bisa mendapat omset sekitar Rp. 150.000 sesuai dengan banyak dan kualitas sampah tersebut. Ada barang yang telah didaur ulang berupa botol air mineral yang warnanya sedikit kebiruan, untuk barang tersebut harganya lebih murah dibandingkan botol air mineral yang warnanya putih bersih.
Dari penjelasan tersebut muncul beberapa pertanyaan berupa “Apakah semua sampah langsung dikirim lagi ke penampungan selanjutnya? Lalu bagaimana dengan sampah berupa wadah minuman anak-anak seperti teh gelas dan sebagainya? Apakah ada support dari pemerintah mengenai bank sampah ini?”
Kemudian beliau menjelaskan lagi mengenai pertanyaan tersebut “untuk sampah dari wadah minuman seperti itu biasanya dijadikan keterampilan, dari tutup botol juga ada kayak tempat tisu, keranjang, dan kerajinan lainnya. Dari pemerintah awalnya tidak tau, tapi setelah tau Alhamdulillah dapat support dari dinas lingkungan hidup (DLH). Hari kerja kami sebagai penampung awal juga hanya seminggu sekali, setiap hari Sabtu bank sampah selalu proses, mulai dari memilih sampah sampah, menimbang berat sampahnya, kemudian diinjak guna membuat sampah berupa botol bekas menjadi lebih padat karena dari penampungan selanjutnya juga sudah dikasi tau untuk melakukan hal tersebut terlebih dahulu”. Mahasiswa KKN Desa Sungai Ladi bertanya “Apa harapan Ibu Dewi kedepannya untuk Program Bank Sampah ini?” Ibu Dewi pun menjawab “Harapan nya adalah agar semakin bertambah nasabah Bank Sampah ini, agar Kampung Bugis bebas dari sampah dan menjadi Kampung yang asri. Serta timbul kesadaran dari masyarakat untuk tidak lalai dengan sampah yang berserakan di sekitaran Kampung Bugis dan saya berharap masyarakat paham terkait program sampah ini, karena membakar sampah hanya menghasilkan polusi tetapi dengan program bank sampah ini menghasilkan dana yang bisa bermanfaat bagi kehidupan masyarakat”. Ibu Dewi juga berharap untuk kedepannya agar Program Bank Sampah ini berjalan dengan lancar.

Loading