Jurnal Harian Kampung Jeruk : Kewirausahaan dan Kerohanian

Proses pemindahan biji kedelai ke mesin penggilingan di Pabrik Ojo Dumeh.

Bintan Utara – (02/10/2023) Kami mengawali pagi senin dengan aktivitas yang produktif, yakni membuat tempe. Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Selanjutnya teknik pembuatan tempe menyebar keseluruh Indonesia sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi keseluruh penjuru Nusantara. (Kementrian Kesehatan, 2022).

Aktivitas pembuatan tempe di pabrik ijo dumeh dimulai dari pukul 6:30 dan selesai sekitar sebelum zuhur (kurang lebih 11: 30).  Pembuatan tempe Ojo Dumeh meliputi pemindahan biji kedelai yang telah direndam dalam air ragi semalaman didalam kawah ke mesin penggilingan. Proses penggilingan dilakukan berulang-ulang. Penggilingan bertujuan untuk memecah kedelai utuh menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memisahkan biji kedelai dengan kulit ari nya. Proses dilakukan selama sekitar 20 menit. Selanjutnya adalah proses pembersihan dan pemisahan antara biji kedelai dan kulit ari, didalam bak air. Kulit ari yang diangkat menggunakan tapis dimasukkan ke penggilingan agar lebih halus lalu digiling 4 kali. Tahapan terakhir adalah menggelar tempe untuk diangin-anginkan hingga kering menggunakan blower.

Proses pembungkusan produk tempe Ojo Dumeh (packing produk). Foto bersama Pak Imran, pemilik usaha pembuatan tempe Ojo Dumeh.

Pukul 16:00 kami melanjutkan aktivitas dengan melakukan Gotong Royong persiapan Acara Maulid Nabi di lapangan RT.01 yang berkolaborasi dengan Nadhlatul Ulama. Acara dilaksanakan pada pukul 19:30, tepatnya ba’da Isya. Masyarakat antusias menghadiri dan mengikuti acara Maulidurrasul dan Qiyamul Lail. (Kp. J)

Loading