Warga Madong Sukses Budidaya Madu Kelulut, Hingga Raih Omset Jutaan
Salah satu Usaha Produktif yang digeluti warga Kampung Madong adalah budidaya madu lebah kelulut. Madu kelulut adalah jenis produk lebah yang mungkin cukup jarang terdengar. Nama lain dari madu ini adalah Stingless bee honey atau madu meliponin yang berasal dari lebah Trigona itama dan Trigona thoracica. Masyarakat Kampung Madong memanfaatkan madu kelulut sebagai salah satu sumber nafkah (penghasilan).
Awalnya benih lebah kelulut diambil di hutan. Kemudian dibudidaya oleh Bapak Apek bersama istrinya sebagai usaha rumahan. Setelah budidaya di Madong berhasil, mereka membuka cabang di Kampung Baru dan Sungai Ladi, Kampung Bugis. Budidaya Madu dikelola oleh karyawan yang diberi gaji serta fasilitas tempat tinggal.
Omset yang diperoleh setiap tempat budidaya minimal 2 juta perbulan. Lebah kelulut memerlukan pohon jambu dalam proses budidaya sebagai asupan nutrisi dari benang sari yang terdapat dalam bunga jambu. Pohon jambu tersebut ditanam di sekitaran daerah budidaya karena lebah kelulut hanya memiliki jarak terbang untuk mencari makanan sejauh 3 Km.
Di dalam 1 kotak sarang lebah bisa menghasilkan sekitar 2 kg madu yang dipanen paling cepat setiap 1 bulan 15 hari dan paling lama hanya berkisar 3 kali setahun. Madu dijual perbotol seharga Rp 120.000,- per 350 ml. Madu ini diberi label dengan nama Trigona. Usaha budidaya madu trigona sudah diuji labolatorium dan memiliki sertifikasi halal sehingga madu ini bisa dipasarkan ke apotek-apotek terdekat, supermarket, dan toko-toko, serta ekspor ke luar negeri.
Khasiat madu trigona yang dibudidaya oleh Bapak Apek sudah tidak diragukan lagi, karena dapat menyembuhkan sakit maag, kolesterol, mencegah penyakit kronis, pengganti gula, penurun berat badan, berpotensi menjaga kesehatan otak dan lain sebagainya.
Penulis : KKN Madong