Hidup Dengan Toleransi Di Tengah Mayoritas Non Muslim
Toleransi bukanlah hal yang asing buat saya Mifahul Zannati yang berasal dari Kota Tanjungpinang. Saya dan teman-teman KKN saya sudah mengenal nilai-nilai toleransi dari mata pelajaran budi pekerti di sekolah. Menempuh pendidikan di sekolah negeri membuat saya terbiasa dengan teman yang tidak seagama dengan saya. Saling menghargai satu dengan yang lainnya yang membuat harmonis dalam satu atap.
Namun selama saya KKN di Toraja saya baru melihat, hidup puluhan tahun bahkan ratusan tahun satu atap rumah bisa memiliki 2 sampai 3 agama. Nilai-nilai toleransi yang sangat kuat dalam satu rumah membuat keluarga yang rukun dan harmonis. Selama saya KKN disini, saya dan teman-teman saya tinggal dengan masyarakat atau tuan rumah yang beragama Kristen. Disini kami sangat menjunjung tinggi sikap bertoleransi antar agama, dan tuan rumah kami sangat menghargai kami yang beragama muslim. Fasilitas untuk kami gunakan seperti peralatan makan dan tempat wudhu itu sangat di perhatikan dan yang kurang segera untuk di penuhi agar kami nyaman selama kkn disini.
Disini juga saya baru mengetahui Pengadilan Negeri Makale, Tana Toraja juga mengizinkan pernikahan beda agama Katolik dan Islam. Ini merupakan pertama kalinya pemberian izin pernikahan beda agama dilakukan di Tana Toraja.
Seperti yang telah kita ketahui bersama perkawinan beda agama sebenarnya tidak diakui oleh negara dan tidak dapat dicatatkan. Akan tetapi, jika perkawinan tersebut dilaksanakan berdasarkan agama salah satu pasangan dan pasangan yang lain menundukkan diri kepada agama pasangannya maka perkawinan tersebut dapat di catatkan.