Pengalaman Unik: Ikut Serta Dalam Proses Pembangunan Rumah Adat Tana Toraja (Banua Barung)
Mahasiswa KKN Nusantara Moderasi Beragama posko 28 mendapatkan pengalaman yang sangat unik dan berharga, karena diberi kesempatan untuk ikut serta dalam proses pembangunan rumah adat Tana Toraja Banua Barung.
Selain rumah tongkonan ada jenis rumah lain suku Toraja yg disebut Banua Barung, merupakan rumah yang biasa di tempati oleh masyarakat Toraja. Dan hingga saat ini proses pembangunan rumah Banua Barung masih menggunakan metode tradisional yaitu dengan bergotong royong, semua masyarakat biasanya ikut membantu dalam proses awal menaikkan pondasi awal rumah ini.
Semua lapisan masyarakat biasanya ikut serta dalam proses pembangunan rumah adat Banua Barung ini. Para wanita biasanya bekerja di dapur dan sudah menyiapkan konsumsi berupa kue dan makanan berat satu hari sebelum acara menaikkan pondasi awal rumah, dan para lelaki akan stanby pagi-pagi sekali di lokasi, semua berkumpul dari orang tua remaja hingga anak-anak guna ikut serta dalam proses menaikkan pondasi awal rumah Banua Barung.
Beberapa orang akan bersiap balok besar sabagai pengganti palu untuk memukul papan sebagai pengganti paku dan yang lainnya bersiap dengan tali yang akan digunakan untuk menarik pondasi tiang rumah Banua Barung yang berjumlah sekitar empat gugusan tiang yang sudah di rakit sebelumnya. Uniknya rumah adat Banua Barung tidak membutuhkan paku dalam proses pembangunannya. Beramai-ramai orang bekerja sama dalam proses pembangunan rumah adat ini, dan tidak membutuhkan waktu yang lama, rangka dari rumah Banua Barung akan mulai terlihat.
Budaya gotong royong sangat membantu setiap perkerjaan berat menjadi lebih ringan, dan masyarakat Tana Toraja masih memegang teguh budaya ini. Mereka akan saling tolong menolong dalam setiap lini pekerjaan, dari mulai membuka lahan, membangun rumah dan acara-acara lainnya seperti pernikahan dan kematian.