Tana Toraja, Kiblat Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia
Masyakarat Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang terkenal sebagai masyarakat multikultural, memiliki ragam suku, ras dan agama, punya cara unik merawat toleransi antar etnis dan umat beragama.
Tradisi “Tolu Batu Lalikan” yang dalam bahasa Toraja kira-kira bermakna persekutuan antara budaya, agama dan pemerintah menjadi perekat kokoh toleransi antar umat beragama di Toraja
Tradisi Tolu Batu Lalikan dalam bahasa Toraja juga dimaknai sebagai saling menopang dan mendukung menjadikan masyarakat Toraja tidak mudah terpecah belah meski isu disharmoni sedang berlangsung di berbagai daerah.
Hanya di Tana Toraja kita dapat melihat tiga agama berpadu dalam satu rumah, hanya di Tana Toraja kita dapat melihat acara nikahan agama Kristen yang membantu masak adalah ibu-ibu muslim, hanya di Tana Toraja kita dapat melihat pengecoran masjid di bantu oleh umat Kristiani.
Moderasi beragama sudah sangat mendarah daging di tengah masyarakat Toraja, mereka selalu mengutamakan kemanusiaan diatas segalanya. minim konflik, toleransi, dan saling tolong menolong adalah budaya yang sudah sangat lumrah di Tana Toraja.
Tidak perlu heran jika kita melihat seorang pendeta memakai kopiah, dan melihat ibu-ibu beragama Kristen memakai jilbab di Toraja. Maka dari itu tidak salah jika kita menyebutkan bahwa Toraja adalah kiblat toleransi di Indonesia.