Mengenal Rambu Solo’, Tradisi Pemakaman Suku Toraja.
Mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara adat kematian di Tana Toraja merupakan suatu pengalaman yang tidak bisa dilupakan, karena upacara adat ini merupakan suatu pengikat untuk wisatawan dapat berkunjung ke Tana Toraja. Yang mana upacara adat ini merupakan upacara adat yang sangat unik dan menarik yang tidak dapat dijumpai dimanapun.

Upacara adat pemakaman adat Toraja ini disebut juga dengan Rambu Solo’ yang mana ini merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal, yang bertujuan untuk menghantarkan arwah seseorang yang telah meninggal ke alam roh. Masyarakat Toraja ini menganggap orang yang sudah meninggal telah benar-benar meninggal jika seluruh kebutuhan prosesi upacara Rambu Solo’ terpenuhi. Jika belum, maka orang meninggal tersebut akan diperlakukan layaknya orang sakit, sehingga harus disediakan makanan, minuman, dan dibaringkan di tempat tidur.
Pengalaman saya yang melihat langsung adat dalam upacara ini dibuat takjub akan kekompakan dan budaya yang ada disini. Karena upacara Rambu Solo’ ini memakan biaya yang tidak sedikit dari pihak keluarga maka upacara dilakukan beberapa bulan atau beberapa tahun, bahkan bertahun setelah seseorang meninggal. Besarnya biaya upacara Rambu Solo karena upacara ini membutuhkan penyembelihan kerbau atau babi yang jumlahnya tidak sedikit dan lamanya prosesi upacara.

Sejak saya datang dihari pertama sampai dengan hari ke sepuluh hingga saat ini saya mengikuti upacara dan adat yang dilakukan oleh keluarga besar almarhum. Ritual adat yang dilakukan dalam Rambu Solo’ ini terdiri atas Mappassulu’, Mangriu’ Batu, Ma’popengkaloa, Ma’pasonglo, Mantanu Tedong, dan Mapasilaga Tedong.
Selama acara adat ini dilangsungkan kami para Mahasiswa KKN Nusantara 2023 juga membantu para ibu-ibu dan bapak-bapak untuk menyiapkan tempat dan makanan yang akan di suguhkan untuk para tamu yang datang berduka cita.

Rambu Solo’ yang diartikan oleh masyarakat Toraja ini yang berarti sinar yang arahnya ke bawah, karena upacara ini dilakukan ketika matahari mulai terbenam. Sinar matahari yang meredup juga diartikan sebagai rasa duka usai orang terkasih tutup usia. Suatu keberuntungan jika kita ke Toraja dapat menyaksikan upacara adat ini dan pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan.